Senin, 27 Juni 2016

Memelihara Kucing yang Aman dari Toksoplasma

Memelihara Kucing yang Aman dari Toksoplasma

Salah satu hal yang ditakutkan oleh para pemilik binatang peliharaan seperti kucing atau anjing adalah tertular toksoplasma. Untuk itu ketahui cara-cara merawat kucing agar terhindar dari infeksi tokso.

Beberapa orang memilih kucing sebagai binatang peliharaannya karena ia termasuk hewan yang setia, serta hewan yang manja sehingga enak untuk dibelai, disayang dan diajak bermain. Namun satu hal yang dikhawatirkan saat merawat kucing adalah terinfeksi toksoplasma.

Toksoplasma adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi Toxoplasma gondii (T.gondii) yang termasuk parasit coccidian. Pada orang yang memiliki fungsi sistem kekebalan tubuh normal mungkin infeksi yang dialami termasuk ringan.

Tapi jika menyerang orang yang memiliki gangguan pada sistem kekebalan tubuh maka infeksi yang terjadi mungkin lebih parah dan menyebabkan gejala seperti demam serta pembesaran kelenjar getah bening. Namun pada beberapa orang tidak muncul gejala dan baru terdeteksi saat melakuakn tes darah.

Beberapa hal bisa menjadi penyebab seseorang terinfeksi parasit toksoplasma:
  1. Menyentuh atau kontak dengan kotoran binatang misalnya kucing atau anjing yang terinfeksi. Kucing biasanya mendapatkan infeksi ini jika makan tikus, burung atau binatang lain yang mengonsumsi daging metah.
  2. Mengonsumsi daging kontaminasi yang mentah atau dimasak kurang matang.
  3. Tidak bersih mencuci buah atau sayuran yang telah terkontaminasi oleh pupuk kandang.
  4. Anak yang lahir dari ibu yang terkontaminasi, hal ini karena parasit bisa melewati aliran darah dan menginfeksi janin.

Umumnya toksoplasma dikeluarkan dari tubuh kucing melalui kotorannya dan bukan dari bulunya. Selain itu kasus toksoplasma umumnya paling banyak terjadi akibat mengonsumsi makan daging mentah atau kurang matang yang sudah terinfeksi.

Meski demikian bukan berarti seseorang tidak perlu menjaga kebersihan kucing peliharaannya, karena itu ketahui beberapa hal penting dalam merawat kucing agar terhindar dari toksoplasma yaitu:
  1. Hindari kontak langsung dengan kotoran, jika ingin membersihkan kotak kotorannya sebaiknya menggunakan sarung tangan dan cuci tangan setelahnya. Serta rajin membersihkan tempat kotorannya 1-2 kali dalam sehari dan gunakan pasir khusus untuk kotoran kucing.
  2. Berilah makanan kering atau basah yang memang khusus untuk kucing dan hindari memberikan makanan mentah seperti ikan atau daging.
  3. Peliharalah kucing di dalam rumah untuk mencegah ia mengonsumsi tikus atau binatang lain yang mungkin terkontaminasi.
  4. Mandikan kucing setidaknya 3 kali dalam sebulan atau seminggu sekali dengan menggunakan shampoo kucing, dan mengeringkan bulunya hingga kering.
  5. Berilah vaksin untuk kucing sesuai dengan usianya, untuk mencegah toksoplasma berikan vaksin tokso dan juga kucing bisa diberi vaksin rabies.
  6. Jika kucing menunjukkan tanda-tanda sakit seperti tidak nafsu makan, lebih banyak diam atau kurang lincah, pilek atau diare, maka segera konsultasikan dengan dokter hewan.

Selain itu jangan lupa untuk selalu mencuci tangan setiap kali bermain atau kontak dengan kucing. Dengan menjaga kebersihan kucing dan juga kandangnya, maka kucing bisa menjadi binatang yang aman untuk dipelihara.

Hal-hal yang Perlu Diperhatikan ketika Puasa Saat Hamil

Hal-hal yang Perlu Diperhatikan ketika Puasa Saat Hamil

Sebenarnya jika kondisi ibu dan bayi sehat, puasa dalam keadaan hamil bisa dilakukan.

Nah, berikut ini penjelasan medis penting yang perlu diketahui terkait puasa saat hamil, dirangkum dari berbagai sumber:

1.Perhatikan Lingkar Lengan tangan

Ibu hamil aman berpuasa asalkan kebutuhan gizi dan nutrisi cukup serta memiliki cadangan energi di tubuh. Untuk itu disarankan agar ibu hamil mengukur lingkar lengannya terlebih dahulu.

Pengukuran lingkar lengan dibutuhkan untuk mengetahui cadangan energi dalam bentuk lemak yang ada di tubuh. Jika ukuran lingkar lengan di atas 23 - 23,5 cm tandanya ibu hamil punya cadangan energi, sehingga ada indikasi aman berpuasa. Meski demikian, perlu konsultasi pada dokter kandungan untuk lebih memastikan

2. Disarankan di Trimester Kedua
 Bahwa ibu boleh-boleh saja berpuasa. Asalkan kehamilan dinyatakan normal dan perkembangan bayi selama kontrol baik, tentu puasa tidak dilarang. Namun sebaiknya yang melakukan puasa adalah ibu yang usia kehamilannya sudah memasuki trimester II, yakni kehamilan 14 - 27 minggu.
Trimester II adalah trimester termudah untuk melakukan puasa. Mual muntah sudah mulai mereda dan kondisi fisik Ibu seringkali sudah beradaptasi terhadap kehamilan dengan baik.

Pada trimester I, mual dan muntah masih sering terjadi. Hampir 50 hingga 90 persen kehamilan di trimester I mengalami mual dan muntah yang hebat. Jika memaksakan puasa, kondisi fisik ibu hamil akan menurun bahkan berat badan dapat berukurang drastis.

Sementara trimester III merupakan fase pertumbuhan janin paling cepat. Ibu hamil juga sudah memasuki fase persiapan persalinan yang mana membutuhkan kadar gizi dan nutrisi dari makanan yang besar. Namun sekali lagi, konsultasikan langsung pada dokter kandungan untuk memastikan keamanan ibu hamil berpuasa.

3. Kondisi Seperti Ini Tidak Disarankan Puasa
  Kondisi ibu hamil yang membuatnya tidak dapat berpuasa, yaitu:
- hiperemesis gravidarum
- perdarahan
- kontraksi atau ancaman persalinan prematur
- hamil kembar (risiko kehamilan meningkat)
- Berbagai penyakit penyerta: hipertensi, preeeklampsia, diabetes, asma, dan lain-lain
- kondisi lain, atas penilaian dokter.

4. Kebutuhan Ibu Hamil
  Asupan kalori ibu hamil yang diperlukan sekitar 2.100-2.500 kal per hari. Perhatikan pula berat badan ibu hamil.

"Perlu diingat, berat badan ibu hamil perlu bertambah sekitar 0,3-0.5 kg per minggu. Apabila berat badan tetap atau bahkan berkurang, sebaiknya puasa dihentikan,"

Ibu hamil sangat dianjurkan melakukan pola makan seimbang dengan sedikit lebih banyak protein untuk cadangan energi. Selain mengonsumsi lebih banyak protein, kebutuhan serat juga harus terpenuhi dengan mengonsumsi sayur dan buah.

Kebutuhan cairan juga jangan diremehkan. Asupan cairan sebanyak 2-2,5 liter per hari. Trik memenuhi kebutuhan cairan ini adalah dengan minum 2 gelas saat sahur, 2 gelas saat berbuka, 2 gelas setelah salat tarawih dan 2 gelas menjelang tidur.